hubungan erat antara bahasa pemprograman, matematika, dan fisika
Terus terang, karena ke-sok-tahu-an saya waktu sekolah, bahwa pelajaran matematika dan fisika tidak akan banyak berguna di kehidupan saya mendatang membuat saya versi sekarang jadi terlihat kerdil. Walaupun saya termasuk suka dengan matematika, tapi bisa dibilang pengalaman saya dengan matematika waktu sekolah dulu cuma sekedar mencari nilai. Ketika pembahasan tentang bab baru, maka bab yang lama bisa dibilang saya tumpuk ke gudang.
Apalagi fisika. Saya tidak pernah suka dengan pelajaran fisika. Alasan saya dulu kalau tidak salah, Fisika menggunakan banyak rumus yang harus dihafal. Jadi satu soal fisika, bisa menggunakan lebih dari 3 rumus, dan semua saling berkaitan. Dan bodohnya saya, saya pernah menganggap bodoh soal yang menghitung berapa meter sebuah kereta yang sudah ngerem dari posisi ngerem mendadak.
Kebodohan itu tidak lantas berhenti ketika saya mengambil jurusan Teknik Informatika waktu kuliah . Mata kuliah Kalkulus yang sampai berderet 3 itu memang menyenangkan buat saya. Tapi hanya sekadar menyenangkan. Ketika ditanya tentang Kalkulus 1 lagi, saya pasti menyerah.
Sekarang saya sadar. Ketika saya mulai hobi membuat permainan (game), ada banyak operasi matematika turut serta, walaupun sampai sekarang ini hanya permainan-permainan sederhana yang saya buat. Coba tengok gambar di bawah ini untuk bisa mengerti, bahwa permainan sederhanapun akan mengikutsertakan operasi matematika.
Bagaimana dengan Fisika?
Banyak permainan berkategori arcade (apa bahasa Indonesianya?) seperti Angry Birds, atau Super mario menggunakan Fisika. Tak perlu yang muluk-muluk, untuk membuat sebuah objek melompat saja, pasti membutuhkan Fisika. Apalagi seperti Angry Birds yang menyertakan banyak rumus Fisika.Jadi, sebelum keburu menyesal, saya mungkin akan mulai belajar Matematika dan Fisika dari pelajaran SMP. Kalau boleh, saya juga mau ikut deh belajar ke kelas. #halah.
sumber
http://didats.net/page/hubungan-erat-antara-bahasa-pemrograman-matematika-dan-fisika/